Aku Menikah Dengan Seorang Dokter Kandungan, Malam Pertama Tatapannya Sudah Membuatku Merinding, ！nyaHa Karna Hal Mengejutkan Ini..

Sesungguhnya dia mempunyai tampang yang lumayan, tingginya juga oke. Lantaran saya juga telah tiba di umur yang memang telah waktunya menikah, di usiaku yang ke 29 ini saya mulai dijodohkan orang tuaku. Hingga saya berjumpa dia, kami dengan cepat selekasnya jatuh cinta. Kami seumur, tetapi rekannya sedikit, apa lagi pekerjaannya juga sangat tidak sama, dia seseorang dokter kandungan, jadi dia juga kesusahan peroleh pasangan.

Lebih dahulu menikah kami juga kerap chatting serta telephone, terkadang kami pergi makan atau saksikan bioskop sepulang kerja. Walaupun dia orangnya sedikit ngomong, namun dia sekian perhatian serta saya sekian tersentuh olehnya, akupun jatuh cinta kepadanya.

Di hari pernikahan kami, semua orang menuturkan selamat serta mendoakan supaya kami bahagia. Saya serius terasa demikian mujur waktu itu.


Namun malam itu, dia jadi berlaku sekian dingin padaku, meskipun sesungguhnya saya fikir awalannya sampai sekarang ini dia demikian perhatian, dia tentunya akan sekian romantis. Saya bertanya kepadanya, namun dia hanya menjawab, " Saya lelah, saya juga tidak tertarik sama yang sekian, saya kerap ketemu jika kerja. " Saya kaget mendengar jawabannya, setelah itu malam itu kita tidur semasing. Tahu Suaminya Selingkuh, Sang Istri Selekasnya Kerjakan " Trik Jenius " Ini Sampai Suami Kapok! Semua Cowok Cewek Harus Baca!

Sebelumnya tidur saya ajukan pertanyaan lagi, jika gitu mengapa anda ingin merajut jalinan bahkan menikahiku? Dia dengan dingin menjawab, " Keluargaku inginkan saya cepat-cepat menikah Hal sejenis ini buat saya pusing serta stress. " Jadi maksudnya, saya hanya jadi orang yang penuhi nafsu orang tuanya saja?



Saya tidur dalam keadaan sedih dan berang serta tak dapat apa-apa hari itu. Besok harinya, ia lihat tv hingga jam 12 malam, lalu naik ke atas ranjang untuk main handphonenya. Sedikitpun juga tak bicara atau melihatku, hatiku juga telah mati dan jelas apabila pria ini sedikitpun juga tak mencintaiku. Saya telah fikirkan banyak alasan untuk bercerai.

Saya tidak gemari dia, saya tidak gemari diriku sendiri mengapa ingin menikah dengannya demikian cepat. Saya benar-benar kehendaki ribut dengannya hari itu, namun saya tau itu tidak ada manfaatnya. Saya tetap masih benar-benar berharap dia dapat menyebutkan cintanya sama saya.

Di hari ketiga, dia katakan inginkan mengajakku bln. madu, namun saya tolak. Saya katakan kita sekalipun tidak ada perasaan apa-apa, inginkan bln. madu bagaimana? Namun nyatanya dia geram serta pergi keluar kamar tidur di sofa. Karna tentang ini dapat, mertuaku yang tinggal serumah dengan kami jadi turut bingung, bahkan juga saya mendengar mertuaku menjelekkanku di luar kamar.

Malam itu saya sudah tidak tahan ribut dengannya, orang tuanya juga walau tak menghindar kami. Saya membereskan barangku serta pulang kerumah, papanya menyuruhnya menghindarku, tetapi suamiku sedikitpun tak bergerak. Hingga saya pingin keluar rumah, papanya baru menyuruhnya mengejarku.

Namun mamanya terlebih berkata, " Buat apa dikejar, agar saja dia pergi tidak usa balik lagi. " Malam itu saya hanya dapat menangis sembari jalan pulang. Saya tidak bawa dompet serta handphone. Saya betul-betul merasa semua dunia ini meninggalkanku bahkan saya kurang menyukai sendiri.

Di hari ke empat, kami juga bercerai. Sejak mulai keluar dari rumahnya hari itu, saya begitu lega. Saya fikir, walau tak ada cowok yang cinta sama saya, saya dapat suka pada diriku sendiri.

Wanita, tak perlu terburu-buru menikah, anda harus optimis dia memang orang yang pas. Wanita, tak perlu menikah cuma untuk " menikah ", atau anda bakal menyesal di waktu datang.

Hanya kurun waktu 3 bln., saya mendengar dia dijodohkan karena itu terdapat banyak wanita lain, namun tidak ada yang pas. Belakangan ini, dia bahkan juga mulai mendekatiku lagi serta minta maaf. Dia membelikanku bunga serta hadiah, bahkan mengemukakan inginkan rujuk kembali. Namun peluang ini saya dengan berani menampiknya, namun mamaku mengatakan jika dia betul-betul berpindah, telah sepantasnya saya berikanlah dia satu kali lagi peluang, namun saya bagaimana menyetujui diriku kerjakan hal itu? Apa saya memanglah mesti berikan peluang lagi?